BOYOLALI- Gara- gara hujan
deras, jembatan penghubung antardesa di Kecamatan Ampel ambrol. Akibatnya,
hubungan warga Desa Kembang dengan Desa Tanduk dan Desa Gladagsari terganggu.
Menurut Sukiman (56), warga setempat, jembatan tersebut ambrol saat hujan
deras, pekan lalu.
Hujan deras kemudian diikuti banjir Sungai
Ngadon. Akibatnya, banjir menggerus kedua sisi fondasi jembatan hingga ambrol.
Beruntung tidak ada warga yang sedang melintas karena peristiwa itu terjadi
pukul 23.00. “Kejadian ini sudah dilaporkan kepada perangkat desa yang
diteruskan ke Muspika Ampel,” katanya, kemarin.
Ngatman (45), warga lainnya mengungkapkan, akibat
jembatan ambrol warga harus memutar sejauh 2 km. Sebagian warga lainnya memilih
menyeberangi sungai untuk mempersingkat jarak. Hanya penyeberangan sungai hanya
bisa dilalukan saat sungai tidak banjir. Biasanya warga menitipkan sepeda atau
motor di rumah warga di seberang jembatan. “Kebanyakan anak sekolah.”
Rapuh
Ambrolnya jembatan diduga karena kondisi jembatan
sudah rapuh. “Jembatan itu dibangun tahun 70-an lalu. Kondisinya sudah sangat
rapuh. Warga pernah mengecek dengan cara mengetuk-ketuk pondasi jembatan,
ternyata temboknya mudah rusak. Warga sudah pernah melaporkan kondisi jembatan
itu ke kantor kecamatan.”
Warga, lanjut dia, pesimistis jembatan bakal
secepatnya diperbaiki karena butuh anggaran sangat besar. Kini warga sudah
mulai bergotong royong untuk membuat jembatan darurat. Tujuannya, agar jembatan
bisa dilalui pejalan kaki dan pengendara sepeda motor.
Pembangunan jembatan darurat dilakukan secara
bergotong royong. Sebagian warga menebang bambu untuk membuat alas jembatan.
Sebagian lagi membuat tembok atau pondasi jembatan. Warga juga memasang tiga
buah besi untuk memperkuat jembatan darurat. “Kendalanya adalah hujan yang
turun hampir setiap hari.” (G10-89)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terimakasih atas komentarnya.